Rapper Iran Toomaj Salehi Ditangkap Lagi: Kondisi Misterius Usai Bebas Hukuman Mati
Jakarta – Rapper kontroversial asal Iran, Toomaj Salehi, kembali ditangkap aparat keamanan di Pulau Kish, hanya beberapa bulan setelah bebas dari vonis hukuman mati. Hingga kini, keberadaannya tidak diketahui, memunculkan kekhawatiran publik dan komunitas hak asasi manusia internasional.
Toomaj Salehi dikenal sebagai musisi oposisi yang vokal menyerang rezim Iran.
Penangkapan Tanpa Jejak
Menurut Hengaw Organization for Human Rights, Toomaj ditangkap pada Kamis, 19 Juni 2025. Dalam pernyataan melalui akun Instagram resminya, timnya menyebut tidak mengetahui di mana Toomaj ditahan atau dalam kondisi seperti apa ia sekarang.
“Penangkapan ini adalah bentuk intimidasi. Keselamatan Toomaj sepenuhnya tanggung jawab pemerintah Iran,” ujar perwakilan Hengaw.
Toomaj pernah ditahan pada 2022 saat gerakan “Jin, Jiyan, Azadi” (Perempuan, Kehidupan, Kebebasan) melanda Iran. Ia dikenal karena lirik lagu-lagunya yang tajam menentang represi, korupsi, dan kekuasaan absolut rezim. Bahkan, salah satu lagunya berjudul Soorakh Moosh menyindir langsung elit pemerintahan.
Dari Vonis Mati ke Penjara Satu Tahun
Setelah penangkapannya pada 2022, Toomaj dijatuhi vonis mati oleh Pengadilan Revolusi. Namun setelah banding panjang dan tekanan internasional, hukumannya diubah menjadi penjara satu tahun. Ia akhirnya dibebaskan pada 2 Desember 2024 dari Penjara Dastgerd, Isfahan.
Pengacaranya, Mostafa Nili, menyatakan seluruh dakwaan telah resmi dicabut. Namun kebebasan itu tampaknya tidak bertahan lama. Keterusannya dalam menyuarakan kritik dianggap ancaman oleh otoritas Iran.
Suara Rapper yang Tak Bisa Dibungkam
Meski bebas, Toomaj terus bersuara lantang, bahkan menyerukan penghentian program pengayaan uranium Iran. Ia menjadi simbol generasi muda yang menolak diam, sekaligus suara kebebasan di tengah bayang-bayang ketakutan.
Parnia Abbasi Rapper : Penyair yang Gugur dalam Serangan Udara
Tak hanya Toomaj, dunia seni Iran juga kehilangan penyair muda Parnia Abbasi (23) yang gugur dalam serangan udara Israel pada 13 Juni 2025 di distrik Sattarkhan, Teheran. Bersama keluarganya, Parnia tewas saat rumah mereka hancur oleh bom.
Serangan udara Israel menewaskan penyair muda Parnia Abbasi dan keluarganya.
Puisi terkenalnya berjudul Bintang yang Padam kini menjadi ironi pahit. Suaranya yang pernah menggugah generasi kini benar-benar padam, terkubur di bawah reruntuhan.
Warisan Rapper Perlawanan dari Lirik dan Puisi
Kisah Toomaj dan Parnia menegaskan bahwa dalam represi, seni tetap jadi senjata. Meskipun tubuh mereka bisa ditangkap atau dihancurkan, namun suara mereka hidup di hati banyak orang. Rezim bisa membungkam mulut, tapi tak bisa membungkam perlawanan.
Penangkapan Toomaj dan kematian Parnia adalah alarm keras tentang kondisi kebebasan sipil di Iran hari ini. Kini, dunia menanti kabar terbaru: apakah Toomaj masih hidup dan bisa kembali menyuarakan kebebasan?