Raja Juli Jawab Anggota DPR Singgung Menteri Mundur: Saya Siap Dievaluasi
Jakarta – Menteri Perhutanan Raja Juli Antoni memberikan tanggapan atas pernyataan anggota Komisi IV DPR RI, Rahmat Saleh, yang menyinggung contoh dua menteri Filipina yang mengundurkan diri karena tidak mampu menangani bencana banjir. Menurut Raja Juli, dirinya siap dievaluasi oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk tanggung jawab seorang pejabat publik.
Raja Juli: “Saya Siap Dievaluasi Presiden”
Raja Juli menegaskan bahwa jabatan adalah amanah yang sewaktu-waktu dapat dicabut. Ia menyampaikan hal itu usai mengikuti Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
“Saya yakin, namanya kekuasaan itu milik Allah dan itu hak prerogatif presiden. Jadi saya siap dievaluasi,” ujar Raja Juli pada Kamis (4/12/2025).
Ia juga menyebut tidak pernah menghapus kritik yang masuk ke media sosialnya. Menurutnya, kritik merupakan bagian dari suara publik yang harus diterima.
“Kritik netizen kepada saya, saya nggak pernah hapus. Itu bagian dari aspirasi, kemarahan, bahkan harapan. Jadi silakan saja,” tambahnya.
Bekerja Maksimal untuk Penanganan Bencana
Raja Juli menyampaikan bahwa prioritas utamanya adalah bekerja semaksimal mungkin sesuai mandat kementerian yang ia pimpin. Urusan pergantian menteri, menurutnya, sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.
“Tanggung jawab saya hanya bekerja sebaik mungkin. Selebihnya itu hak prerogatif Bapak Presiden,” tegasnya.
Anggota DPR Singgung Dua Menteri Filipina Mundur akibat Banjir
Sebelumnya, anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Rahmat Saleh, menyoroti persoalan bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang menelan korban besar. Ia menilai bahwa pemerintah harus lebih serius dalam menangani masalah ini.
Rahmat menyinggung kasus dua menteri di kabinet Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., yang mengundurkan diri karena dianggap tidak mampu mengatasi bencana banjir di negaranya.
Pernyataan Rahmat Saleh dalam Raker
- Menyoroti maraknya perkebunan sawit di wilayah hutan Sumatera.
- Menyebut perusahaan sawit meraup keuntungan tetapi masyarakat menanggung dampak banjir.
- Mengungkap data bencana yang menelan lebih dari 700 jiwa di Sumatera.
- Menyinggung sikap “gentleman” dua menteri Filipina yang memilih mundur.
“Sekarang hampir 765 meninggal per kemarin, 650 belum ditemukan. Ini bencana besar, bukan main-main,” kata Rahmat.
Ia menegaskan bahwa mundurnya menteri bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi bentuk tanggung jawab.
“Jadi bukan sesuatu yang salah juga, kalau menteri yang tidak sanggup mengatasi ini mundur. Itu mulia menurut saya,” lanjutnya.
Kesimpulan
Pernyataan Raja Juli Antoni menunjukkan sikap terbuka terhadap evaluasi dan kritik, serta komitmen bekerja maksimal dalam penanganan bencana dan pengelolaan hutan. Sementara itu, kritik dari DPR menjadi bagian penting dalam mendorong pemerintah meningkatkan efektivitas mitigasi bencana ke depan.