Dealer Mobil Bekas Belum Berani Jual Mobil Listrik, Ini Alasannya
Harga Jual Kembali Mobil Listrik Masih Rendah
Menurut Dedi Saeful Anwar dari Azzami Mobilindo, dealer mobil bekas masih kesulitan memprediksi keuntungan dari menjual mobil listrik bekas. Penyebab utamanya adalah belum adanya median price yang pasti di pasar.
“Alasan utamanya karena dealer mobil bekas masih belum bisa mengira-ngira margin yang didapat jika menjual mobil listrik,” jelas Dedi.
Depresiasi Harga yang Tinggi
Beberapa contoh menunjukkan penurunan harga yang signifikan dalam waktu singkat:
- Hyundai Ioniq 5 2023 Signature Long Range – Harga baru Rp 844,6 juta, harga bekas Rp 460 juta (turun 55% dalam 2,5 tahun).
- Wuling Air ev 2023 Long Range – Harga baru Rp 299,5 juta, harga bekas Rp 155 juta (turun 51,75%).
- Chery E5 (eks Omoda E5) – Harga baru saat rilis Rp 505 juta, kini Rp 399 juta (turun Rp 100 jutaan hanya dalam setahun).
Faktor Penyebab Keraguan Dealer
Beberapa alasan utama dealer mobil bekas belum berani masuk ke pasar mobil listrik bekas antara lain:
- Median price belum pasti – Harga baru tiap tahun bisa turun, membuat harga bekas sulit diprediksi.
- Depresiasi besar – Penurunan nilai lebih dari 50% dalam 2–3 tahun.
- Ketidakpastian kualitas – Teknologi baterai dan daya tahan mobil listrik baru bisa teruji setelah 5–10 tahun pemakaian.
Prospek di Masa Depan
Meski saat ini dealer masih ragu, pasar mobil listrik bekas berpotensi berkembang jika teknologi dan harga mulai stabil. Penurunan harga baterai, peningkatan infrastruktur charging, serta regulasi pemerintah akan menjadi faktor penentu.

Deskripsi gambar: Tampilan showroom mobil bekas di Jakarta yang hanya memajang mobil berbahan bakar bensin, mencerminkan minimnya transaksi mobil listrik bekas.